Selasa, 01 Maret 2011

Lihatlah Kebaikan Di Sekitar Kita

Topik sederhana tapi “ngena” dari saluran radio swasta di Bandung ini begitu menarik perhatian saya. Kebiasaan saya akhir-akhir ini memang mendengarkan radio sambil menunggu terlelap tidur. Karena biasanya topik-topik yang disajikan malam hari lebih santai tapi serius, jadi kadang bisa buat introspeksi diri sebelum tidur.
“Lihatlah kebaikan di sekitar kita, ternyata begitu banyak kebaikan yang dilakukan orang lain untuk kita”. Kira-kira begitulah si penyiar menyampaikan pesannya. Menarik, saya sangat tersentak mendengarnya. Ya, tanpa kita sadari -atau lebih tepatnya- tanpa saya sadari, kita lebih sering mengkritik kesalahan orang lain terhadap kita, kebaikan apa yang sudah kita lakukan untuk mereka, tanpa sedikit pun memikirkan betapa banyak kebaikan yang mereka lakukan untuk kita. Mari kita renungkan bersama. Cobalah luangkan waktu sejenak sebelum tidur, memikirkan kebaikan apa yang terjadi terhadap diri kita dari orang lain selama 24 jam kita hidup hari ini. Apa yang akan kita lakukan untuk membalas kebaikan itu.
Kawan, ternyata hidup kita begitu bermakna karena kebaikan tulus mereka. Kebaikan tanpa pamrih. Kecil maupun besar. Nyatanya selama ini diri begitu egois memikirkan diri sendiri. Nyatanya kita belum cukup mampu membalas semua kebaikan itu. Kebaikan saat teman memberi tumpangan payung, saat teman memberi senyuman kala kita sedih, saat orang yang tidak kita kenal membantu membetulkan laptop tanpa uang sepeser pun. Dan pada saat kita terlalu sibuk memikirkan kesalahan orang lain, banyak kebaikan tercipta. Look around you, guys!

By: Dika Fatwa

Menuju Kemakmuran Selanjutnya

Memang sangat menyedihkan bila mendengar tentang nasib orang yang menyerah di tengah jalan – karena tidak tahan terhadap tantangan.  Namun ada hal yang lebih tragis, yaitu orang yang menyerah – justru setelah memenangkan pertarungan.
Saat kemakmuran tiba – hendaknya jangan hal itu menjadikan anda lemah.  Nikmati datangnya setiap hari, baik dalam susah maupun senang.  Jadikan setiap bagian hidup anda berarti.  Dan untuk itu anda harus tetap bertekun.  Sekalipun dalam keadaan berkecukupan.
Apakah anda yakin dapat mencapai keadaan dimana anda tidak perlu lagi pergi kerja…?  Tentu saja, sangat menyenangkan bila anda tidak perlu lagi menunggu-nunggu tanggal gajian.  Tetapi hal itu seharusnya tidak mengubah anda untuk TETAP membuat perubahan dalam hidup.  Hidup anda menjadi berarti – bukan dengan cara melarikan diri dari tantangan dan tanggung jawab, melainkan dari membuat tantangan yang lebih besar dan lebih berarti.
Jangan jadikan kemakmuran sebagai alasan untuk menyerah atau berleha-leha – melainkan gunakan hal itu sebagai pijakan untuk mencapai hal yang lebih tinggi.  Tantang diri anda.  Tetaplah sibuk – bekerja dan berusaha.  Buat perbedaan.  Karena anda tidak ingin kalah setelah menang.

Dari Milist Sarapan